Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid.Untuk itu,
seorang guru ideal harus mendengarkan anspirasi murid agar perilakunya
disenangi murid.Harmonisai hubungan guru-murid sangat penting untuk efektivitas
pembelajaran yang dinamis dan progresif.
Beberapa hal-hal yang
dibenci murid dari gurunya :
a. Berpakaian Kurang Rapi
Bagi murid-murid sekarang hal ini sudah
menjadi kebutuhan utama dalam proses belajar mengajar. Murid sangat senang
melihat gurunya berpakaian rapid an sopan. Murid kurang respect terhadap guru
yang berpakaian tidak rapi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penerimaan
murid terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
b. Jarang Masuk
Guru yang jarang masuk akan di benci oleh
siswanya. Siswa merasa guru tidak sungguh-sungguh, tidak memperhatikan
kepentingan siswa, dan bertindak hanya demi kepentingannya sendiri.
Daripada harus mengorbankan murid, lebih
baik guru yang jarang masuk ke kelas dinonaktifkan atau mengurangi jam
mengajarnya, itu lebih baik.
c. Pilih Kasih (Tidak Adil)
Seorang guru tidak boleh bertindak pilih
kasih dalam masalah apapun. Sikap seprti ini akan membuat kebijakan guru tidak
dihormati murid-muridnya. Pandang semua murid sebagai anak yang harus dicintai
dan diperlakukan samademi mempersiapkan masa depan mereka dengan baik. Tindakan
pilih kasih adalah tindakan yang tidak adil dan mencerminkan sikap arogan dari
guru yang bersangkutan.Sikap seprti inilah yang harus di hindari guru.
d. Suka Memberi PR Tanpa Mengoreksi
Dalam hal ini guru harus konsisten terhadap
tugas yang diberikan kepada muridnya dengan meluangkan waktu untuk mengoreksi
PR yang diberikan kepada mereka. PR (pekrjaan rumah) bias membuat murid rajin
belajar dirumah. Mereka akan mengatur waktunya untuk mengerjakan PR yang
diberikan guru. Namu, ketika kesungguhan mereka ternyata di sia-siakan oleh
gurunya, mereka akan merasa tidak dihargai dan mengapresiasi keseriusan mereka
dalam mengerjakan tugas, ini dapat membuat murid malas untuk mengerjakan PR.
Mereka aka nasal-asalan dalam mengerjakan, mungkin dengan mencontek atau tidak
mengerjakan sama sekali.
e. Berkata Kasar
Guru yang berkata kasar dalam memberi
nasehat, motifasi, dan dalam setiap bimbingan maka tidak akana ada efektifitas
dalam pembelajaran yang dilakukan. Murid akan
mencemooh dan mengolok-olok guru yang berkata kasar.
Seharusnya, guru berkata halus, memikat,
dan penuh perhatian.Walaupun murid bersikap menjengkelkan, tetapi guru sebagai
orang tua harus bersikap dewasa dan sabar terhadap murid-muridnya.Itulah
keteladanan guru dalam sikap yang sesuai dengan anjuran agama dan nilai-nilai
luhur pancasila.
f.
Suka
Menyuruh
Hubungan guru dengan murid adalah hubungan
fungsional akademik.Urusan mereka berkisar pada pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, skills, attitude, dan profesionalisme.Di luar itu, guru berfungsi sebagai
pengasuh dan pendidik yang memberikan keteladanan yang baik bagi
murid-muridnya.
Sikap guru yang suka memerintah di kelas
sangat tidak patut. Murid-muridnya akan menganggap gurunya sebagai penguasa
otoriter yang bertindak egois.
g. Menghukum Semena-mena
Menghukum murid harus didasri dengan kasih
saying, kebijaksanaan, dan kearifan.Jangan di dasari oelh kebencian,
permusuhan, dan emosi yang tidak terkendali. Guru adalah pembimbing spiritual
murid, sehingga sikap perilakunya harus konsisten dengan statusnya sebagai
pembimbing moral dan spiritual.
Jika guru menghukum muridnya dengan
tindakan yang semena-mena, akan menimbulkan kemarahan murid kepada gurunya.
Seharusnya, guru menghukum dengan di dasari kasih saying, guru akan menghindari
cara-cara di luar batas kewajaran. Guru akan menghukum muridnya dengan hal-hal
positif yang bias meningkatkan kemampuan dalam integritas moralnya.
Guru harus memiliki stabilitas dan
spiritual dalam mendidik muridnya sebagi orang yang mencerahkan pemikiran dan
menjernihkan hati anakdidiknya ditengah ilusi moral dan spiritual yang sudah
begitu akut saat ini.
h. Cuek di Dalam dan Luar Kelas
Guru yang senang menyapa murid-muridnya
akan di cintai murid.Tersenyum dan menanyakan kabar adalah sikap yang sangat
baik untuk merekatkan hubungan guru dan murid.Jika guru bersikap cuek dengan
muridnya, baik di dalam maupun di luar kelas, maka murid agan segan dan malas
jika harus mengunjungi ke rumah guru tersebut.Mereka merasa guru tidak
memberikan perhatian psokologis.
Oelh sebab itu, guru tidak boleh sampai
bersikap egois dan elitis. Guru harus berusaha membumi dengan murid-muridnya,
memberikan contoh dan tauladan yang baik, serta mendorong secara psikologis
agar mereka rajin dan aktif dalam mengikuti pelajaran.
i.
Susah
Di Mintai Tolong
Senang menolong murid-murid harus menjadi
salah satu karakter seorang guru. Kalau guru susah di mintai tolong, dan
menyuruhmuridnya untuk menyelesaikan masalah sendiri tanpa menyusahkan pihak
lain, maka sikap guru semacam ini dapat menyakiti perasaan murid.
Menjadi guru yang ideal dan inofatif adalah sebuah tuntutan
yang tidak bias di elakkan. Masa depan bangsa ini di tentuka oleh kader-kader
muda bangsa, sedangkan penanggungjawab utama masa depan kader-kader tersebut
ada di pundak guru, karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan mereka
dalam memberikan kepribadian, memberikan pemahaman, menerbangkan imajinasi dan
cita-cita, membangkitkan semangat, dan menggerakkan kekuatan mereka. Dengan
kata lain guru adalah sosok yang dapat mencetak generasi bangsa, di tangan
gurulah murid merencanakan sebuah impian hidupnya, dan melihat jauh ke angkasa.
Untuk menjadi guru ideal dan inovatif, hal-hal di bawah ini dapat
menjadi renungan bersama :
a. Menguasai Materi Pelajaran Secara Mendalam
Ini adalah syarat utama menjadi guru ideal.
Dengan penguasai materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak ada rasa
was-was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid.
b. Mempunyai Wawasan Luas
Selalu ada hal baru yang di sampaikan oleh
seorang guru akan menjadi salah satu daya tarik murid yang bias mengguagah
semangatnya mengikuti pelajaran guru. Inilah salah satu manfaat mempunyai
cakrawala pemikiran yang luas. Siswa akan bangga mempunyai guru yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman luas, cakrawal pemikiran yang mendaam, dan hal-hal
baru yang segar. Cakrawala pemikiran yang luas tersebut sebaiknya memiliki
hubungan dengan materi yang akan di ajakarkan. Guru mempunyai tanggung jawab
yang sangat besar untuk menyukseskan generasi bangsa yang menjadi pemimpin masa
depan. Maka dari itu seorang guru jangan malas untuk mencari wawasan yg lebih
luas.
c. Komunikatif
Komunikasi antara guru dengan muridnya
sangat penting karena komunikasi sebagai pendekatan psikologi kepada anak
didik.Aspek penerimaan (acceptability) seorang guru menjadi factor penting bagi
kelancaran kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Murid merasa senang bila
di ajar oleh guru yang perhatian terhadap muridnya, ini akan berpengaruh positif
terhadap kegiatan belajar mengajaar.
d. Dialogis
Tugas guru tidak hanya mengajar, tapi juga
menggali potensi terbesar anak dididknya.Dalam hal ini pentingnya metode
interaktif yang melibatkan dua atau tiga arah.Dalam metode interaktif ini, guru
tidak boleh merasa paling benar, paling pintar, dan paling tahu segala masalah.
Guru harus mampu menerapkan aspek kesetaraan, dengan demikian murid akan lebih
simpatik terhadap guru tersebut. Berbagai argumentasi pendapat siswa di adu,
cara ini melahirkan kompetensi terbuka yang menarik. Anak-anak dilatih menjadi
orang yang kritis, responsive, dan progresif.
e. Menggabungkan Teori dan Praktik
Jika selama proses belajar berlangsung,
guru hanya menjejali muridnya dengan teori tanpa praktik, maka anak didik akan
merasa jenuh. Praktik sangat di perlukan untuk sebagai media untuk menurunkan,
mengendapkan, dan melekatkan pemahaman materi pada otak anak didik.Melalui
praktek, ilmu dapat berkembang dengan pesat.Anak-anak pun terlatih untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari. Dari sinilah anak akan mengevaluasi
pemahamannya terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat mendorong anak untuk
lebih mendengarkan dan memahami keterangan yang di berikan guru selama proses
belajar mengajar berlangsung.
f.
Bertahap
Belajar ilmu adalah setahap demi setahap,
dari satu, dua, dan seterusnya.Bertahap ini meniscayakan pentingnya materi yang
disampaikan harus urut, tidak boleh meloncat-loncat.Dalam konteks ini, guru
harus bersikap arif dan bijaksana.jangan memberikan semua pengalaman dan ilmu kepada
anak didik dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar anak didik
bias menerimanya dengan baik. Sebab, jika di berikan sekaligus akan mudah
hilang.
g. Mempunyai Variasi Pendekatan
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru
harus mempelajari banyak pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan
pengajaran yang banyak, proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara
variatif, tidak monoton dan selalu segar.
h. Tidak Memalingkan Materi Pelajaran
Dalam mengajar, guru harus berkonsentrasi
penuh pada satu arah, satu target, dan satu tujuan yang direncanakan sehingga
hasilnya bias maksimal.
Seorang guru harus membuat rencana
pembelajaran, target pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.Hal-hal tesebut
dapat digunakan sebagai ukuran dan pengingat kelalaian yang bias dating
sewaktu-waktu secara tidak terduga.
i.
Tidak
Terlalu Menekan dan Memaksa
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar
secara alami, tidak terlalu menekan dan memaksa murid.Jika memaksa dan menekan
murid, efeknya tidak positif bagi perkembangan psikologi anak didik.Guru yang
idealis harus di tunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan kecerdasan dalam
membangkitkan semangat belajar anak.
j.
Humoris,
Tapi Serius
Salah satu ciri guru ideal adalah berwatak
dinamis, kompetitif, tapi juga humoris. Di tengah kepenatan pikiran, keletihan
fisik, dan kebosanan berfikir, humor sangat di perlukan. Dengan selera humor
yang tinggi, seorang guru mampu memecah suasan yang menjenuhkan, menghilangkan
kepenatan, dan menyegarkan pikiran anak didik.Humor bukan tujuan, sekedar alat
untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan berfikir.Walaupun begitu,
dalam humor ini guru tidak boleh berlebih-lebihan, apalagi sampai mengganggu
konsentrasi lingkungan belajar di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar